BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dimasa yang serba
modern ini, sangat dibutuhkan tenaga
yang terampil baik di kota ataupun di desa. Karena dengan adanya teknologi yang
serba canggih ini juga sangat membantu dan mempermudah dalam melakukan suatu
pekerjaan.
Teknik membubut
merupakan salah satu dasar dan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh
setiap mahasiswa teknik mesin. Pada umumnya setiap mahasiswa teknik mesin harus
dapat memahami serta menguasai teknik-teknik dalam membubut pada mesin bubut.
Di dalam praktikum mesin bubut ini juga akan membahas tentang cara dalam proses
membubut, pengenalan mesin bubut, alat-alat yang digunakan dalam praktikum
mesin bubut dan faktor-faktor keamanan selama praktikum mesin bubut.
Dengan menguasai
teknik-teknik dasar membubut, diharapkan agar setiap mahasiswa teknik mesin
mempunyai keahlian yang dapat diandalkan untuk mengimbangi kemajuan teknologi.
1.2 Tujuan.
Adapun tujuan dari praktikum mesin
bubut ialah :
1. Untuk melatih kemampuan mahasiswa teknik
mesin dalam mengoperasikan mesin bubut.
2. Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat
mengetahui komponen– komponen dan fungsi dari mesin bubut.
3. Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat
mengetahui proses dan langkah- langkah pengerjaan benda kerja dengan
menggunakan mesin bubut
4. Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat
mengetahui dari jenis-jenis alat dan bahan yang digunakan dalam parktikum mesin
bubut.
5. Agar setiap mahasiswa teknik mesin tebiasa
dalam pembuatan setiap laporan.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum mesin bubut ialah :
1. Setiap mahasiswa teknik mesin dapat
mengoperasikan mesin bubut dengan baik.
2. Setiap mahasiswa teknik mesin dapat
mengetahui cara kerja dari mesin bubut.
3. Setiap mahasiswa teknik mesin mampu
berkreatifitas sesuai dengan keahliannya.
4. Setiap mahaiswa teknik mesin mampu
menciptakan rasa tanggung jawab dan kekompakan dalam tim.
5. Setiap mahasisiwa teknik mesin agar bisa
lebih disiplin dan tepat waktu dalam setiap pembuatan laporan.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Mesin Bubut
Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas
yang memproduksi bentuk silindris yang
mana prinsip kerjannya gerak makan dilakukan oleh pahat dan gerak potong
dilakukan benda kerja, pahat bergerak translasi, benda kerja bergerak dengan
berputar. Meskipun mesin ini terutama disesuaikan untuk pekerjaan silindris,
tetapi dapat juga digunakan untuk pembubutan permukaan rata, berikut adalah
gambar mesin bubut yang ada pada model sekarang.
Ukuran dari mesin ini diukur dari jarak
senter kepala tetap sampai kesenter kepala lepas. Ini merupakan jarak
terpanjang dari benda kerja yang bisa dibubut. Dan tergantung pula pada tinggi
atau jarak dari ujung senter ke permukaan alas mesin (bed) yakni sebagai setengah diameter benda kerja yang dapat
dikerjakan
Gambar 2.1 Mesin
Bubut Standart
2.2 Penggolongan Pembubut
1. Pembubutan kecepatan
Pembubutan
kecepatan yang paling sederhana dari segala pembubutan, terdiri dari atas
bangku, kepala tetap, ekor tetap dan peluncur yang dapat disetel untuk
mendukung pahat. Biasanya digerakkan oleh moor kecepatan variable yang dipasangkan ke dalam kepala tetap. Pembubutan
kecepatan terutama digunakan dalam pembubutan kayu, memberikan pusat pada
silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut pada pembubut mesin, dan dalam
pemusingan logam.
a) Pengerjaan kayu
b) Pemusingan logam
c) Pemolesan
2. Pembubutan mesin
Yang membedakan dari
pembubut kecepatan adalah mempunyai ciri tambahan untuk mengendalikan
kecepatan spindle dan untuk menyangga
dan mengendalikan hantaran dari pahat pemotong tetap.
a)
Penggerak puli kerucut bertingkat
b)
Penggerak roda gigi tangan
c)
Penggerak kecepatan variabel
3. Pembubut bangku
Nama pembubut bangku diberikan kepada
pembubut kecil yang dipasangkan pada bangku kerja. Dalam disainnya mempunyai
cirri yang sama dengan pembubut kecepatan atau pembubut mesin dan hanya berbeda
dalam ukuran dan pemasangannya. Disesuaikan untuk benda kerja kecil, dan
mempunyai kapasitas putaran maksimum sebesar 25 mm pada plat muka.
4. Pembubut ruang perkakas
Pembubut ruang
perkakas dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk pekerjaan
perkakas yang teliti, merupakan pembubut kepala beroda tiga yang digerakkan
secara tersendiri dengan kecepatan spindel yang jangkaunya sangat luas.
5. Pembubut kegunaan khusus
6. Pembubut turet.
a)
Horizontal
b)
Vertical
c)Otomatis
2.3
Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut
Bagian-bagian mesin bubut
dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya sebagai berikut :
1. Kepala tetap
Kepala
tetap berfungsi untuk menempatkan cak atau pencekam benda kerja
Gambar 2.2 Kepala Tetap
2.
Kepala lepas
Untuk memegang atau sebagai tempat senter
tetep,senter putar,senter drill .
Gambar 2.3 Kepala
Lepas
3.
Eretan
untuk sebagai tempat atau kedudukan dari mata
pahat dan penggerak mata pahat dalam
saat proses pemakanan benda kerja.
Gambar 2.4 Eretan
4.
Landasan (bed)
Kerangka
utama mesin, yang diatasnya terdapat eretan serta kepala lepas. Adapun alur
dari landasan ini berbentuk V; datar atau rata.
Gambar 2.5 Landasan (Bed)
2.4 Proses yang Biasanya Dilakukan Mesin Bubut
1.
Bubut silindris
Gambar 2.6 Bubut Silinder
2.
Bubut muka
Gambar 2.7 Bubut Muka
3.
Bubut alur
Gambar 2.8 Bubut Alur
4.
Pemotongan
Gambar 2.9 Pemotong
5.
Meluas lubang
Gambar 2.10 Meluas Lubang
6.
Bubut bentuk
Gambar 2.11 Bubut Bentuk
7.
Bubut inti
Gambar 2.12 Bubut
Inti
8. Bubut silindrik dengan penumpu
Gambar 2.13 Bubut Silindris
2.5 Jenis-Jenis
Mesin Bubut
1 Mesin Bubut Turet
Mesin bubut turet memiliki ciri khusus
yang terutama meneyesuaikanya kepada produksi. Karakteristik utama dari
mesin bubut golongan ini adalah bahwa pahat untuk operasi yang berurutan
dapat distel dalam kesiagaan unutk penggunaan dalam urutan yang sesuai.
Meskipun diperlukan keterampilan sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur
pahat dengan tepat, tetapi sekali sudah benar, maka hanya sikit keterampilan
untuk mengoperasikanya, dan banyak suku cadang dapat di produksi.
Perbedaan antara bubut turet dengan bubut
mesin yaitu :
Perbedaan utama antara kedua mesin adalah mesin bubut turet disesuaikan untuk
produksi banyak. Sedangkan bubut mesin digunakan untuk berbagai penugasan,
ruang perkakas, atau pekerjaan operasi tunggal .cirri utama dari bubut turet
yang membuatnya menjadi mesin produksi banyak adalah sebagai berikut :
a).
Pahat dapat dikunci secara permanen
dalam turet pada urutan yang sesuai dari penggunaan.
b). Setiap stasiun dilengkapi dengan
penghenti hantaran atau pelompat hantaran sehingga masing-masing pemotongan
oleh pahat adalah sama dengan pemotongan sebelumnya.
c). Pemotongan
majemuk dapat diambil dari stasiun yang sama pada saat yang sama.
d). Pemotongan
kombinasi dapat dibuat dengan yaitu pahat pada peluncur menyilang dapat
digunakan pada saat yang sama denagn pahat yang dituret yang memotong.
e).
Kekakuan yang berlebih dalam memegang benda kerja dan pahatnya dibangun ke dalam mesin untuk pemotongan
kombinasi dan majemuk.
f). Mereka
mungkin dipasangkan dengan berbagai perlengkapan misalnya untuk pembubutan
tirus, pembubutan ulir dan lain-lain.
Jenis-jenis dari mesin bubut turet yaitu :
1). Mesin bubut turet horizontal
Mesin bubut jenis
ini dibuat dalam dua rancangan dan dikenal sebagai ram dan sade. Mesin
bubut turret ini dapat juga
diklasifikasikan sebagai mesin pencekam atau batang.
Gambar 2.14 Mesin Bubut Turret
Horizontal
2). Mesin bubut turret otomatis
Mesin bubut jenis
ini mirip dengan mesin jenis sadel standart tetapi operasinya otomatis
sepenuhnya agar seseorang operator dapat menangani dua mesin atau lebih. Mesin
jenis ini digunakan pada tugas pencekam yang berjalan lama, yang usaha untuk
penyetelan dan pemahatannya dapat diperluas kepada banyak suku cadang.
Keuntungan dari mesin ini adalah penghapusan elemen manusia dari daur waktu,
kemungkinan untuk operator mengawasi untuk beberapa mesin dalam produksi yang
lebih cepat.
Gambar.
2.15 Mesin Bubut Turet Horizontal Otomatis.
3). Mesin bubut yang dikendalikan oleh
pita
Dalam gambar ditunjukkan sebuah bubut turret dua suhu tugas berat dengan
kendali numeris, yang dirancang khusus untuk produksi berat. Mesin ini dapat
distel dengan cepat untuk pekerjaan suku cadang kecil biasanya dengan hanya
menukar pencekam rahang, pita pengendali, dan mungkin satu atau dua pemotongan.
Gambar. 2.16 Bubut
Turret yang Dikendalikan oleh Pita.
4). Mesin bubut turret vertical.
Mesin bubut turret vertical adalah sebuah mesin yang mirip freis pengebor vertical,
tetapi memiliki karakteristik pengaturan turet untuk pemegangan pahat. Mesin
ini dilengkapi dengan system kendali
yang memungkinkan operasi otomatis tiap kepala termasuk kecepatan arah antaran.
Kecepatan produksi dari mesin ini sangant meningkat melebihi dan dioperasikan
dengan tangan karena mesin ini beroperasi secara kontiniu.
Gambar 2.17 Mesin
Bubut Turret Vertical
5). Mesin bubut stasiun jamak vertikal,
otomatis.
Mesin jenis ini dirancang untuk produksi
tinggi dan biasanya dilengkapi dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan
kedudukan kemuatan pada setasiun kecuali stasiun pemuat sebuah operasi
dilakukan yang menuju kepenyelesaian dari suku cadang. Keuntungan dari mesin
ini bahwa segala operasi dapat dilakukan secara serentak dan dalam urutan yang
sesuai.
Gambar2.18 Mesin
Bubut Pencekam Vertical Stasiun.
6. Mesin bubut otomatis
Mesin
bubut jenis ini perkakasnya secara otmatis dihantarkan kepada benda kerja dan
mundur setelah daurnya diselesaikan, karena mesin bubut pada umumnya dari jenis
ini memerlukan adanya opertor untuk menempatkan suku cadang yang harus di
mesin. Mesin dalam golongan ini berbeda secara prinsip dalam cara menghantarkan
pahat dalam benda kerja. Mesin ini dapat juga mempunyai dua peluncur pahat
samping, mesin ini juga dapat membuat pemotongan secara serentak yang mempunyai
cirri pembalikan pahat cepat, yang membebaskan benda kerja untuk melepaskannya.
Gambar 2.19 Mesin
Bubut Otomatis
7. Mesin bubut duplikat.
Mesin
bubut duplikat memproduksi kembali sejumlah suku cadang dari bentuk induk
ataupun contoh dari benda kerja hanpir setiap mesin bubut standar dapat dimodifikasi
untuk pekerjaan penduplikasian atau terdapat mesin bubut duplikat otomatis
khusus. Reproduksinya dari sebuah pola baik bulat atau datar, biasanya
dipasangkan di belakang mesin bubut.
Dalam
gambar ditunjukkan pandangan dari sebuah mesin bubut duplikat yang dikendalikan
numeris atau otomatis. Model ini biasanya dilengkapi dengan system kendali numeris. Ketitik yang
memiliki masukan dial desimal pembacaan langsung. Unit penduplikasi adalah
sebuah system elektromekanis yang
tersusun dari tiga bagian yaitu:
1.
Sebuah penguat listrik
2.
sebuah penguat daya mekanis
3.
Sebuah jarum sayat.
Ciri lain dari mesin ini blok pahat
pengarah dua kedudukan terkendali secara otomatis yang terpasang di atas benda
kerja.
Gambar 2.20 Mesin
Bubut Duplikat.
8. Mesin
bubut center
Fungsinya
untuk membuat benda kerja yang sesumbu dan meratakan permukaan benda kerja yang
belum rata serta dapat menghaluskan benda kerja.
Gambar 2.21 Mesin
Bubut Center
5. Mesin bubut tugas berat
Mesin
bubut tuas berat berfungsi untuk benda kerja yang bergulir berupa aliran
simetris dan lain-lainnya
Gambar 2.22 Mesin Bubut Tuas Berat
2.6 Jenis-jenis Pahat
Bubut dan Cara Mambuat Pahat Bubut
Adapun jenis-jenis pahat
bubut
1)
Pahat potong
2)
Pahat alur
3)
Pahat serong
4)
Pahat serong 45
5)
Pahat pisau kanan
6)
Pahat lurus bulat
7)
Pahat ulir luar
8)
Pahat rata muka
9)
Pahat rata bulat
Gambar 2.23 Pahat
Bubut
Pada poros penyayatan benda kerja yang
dilakukan benda mesin bubut kita perlu banyak menggunakan pahat bubut dalam
berbagai bentuk. Kita ketahui ada tiga jenis bubut yang sering digunakan
:
1.
Pahat tepi rata
2.
Pahat rata kasar
3.
Pahat camper
Gambar 2.24 Pahat
Bubut Poros
Ada beberapa cara pembuatan pahat yang
dapat dilakukan dengan bagian-bagian tertentu dengan sudutnya
1. Cara pembuatan pahat tepi rata
Gambar. 2.25 Pahat Tepi Rata
2. Pahat rata kasar
Gambar 2.26 Pahat Rata Kasar
3. Pahat champer
Gambar 2.27 Pahat Champer
2.7 Penjepit Benda Kerja (Chuck)
Chuck berfungsi sebagai untuk menjepit
benda kerja yang berbentuk selindris, persegi dan benda kerja yang permukaan
rata. Ada beberapa jenis chuck
yaitu:
1. Chuck
dengan tiga pencekam
2. Chuck
dengan empat pencekam
3. Chuck pencekam rata
Gambar
2.28 Chuck dengan
Tiga Pencekam
Gambar 2.29 Chuck dengan Empat Pencekam
2.8 Elemen Dasar Mesin Bubut
Elemen dasar dari mesin bubut dapat
diketahui atau dihitung menggunakan rumus yang diturunkan dengan kondisi
pemotongan ditentukan sebagai berikut:
Benda
kerja: do = Diameter mula-mula
; mm
Dm = Diameter
akhir ; mm
Lt = Panjang
pemesinan ; mm
Lt = L. pengawalan + benda kerja + L.
pengakhiran
Pahat
Kr = Sudut potong utama ;
o
Yo = Sudut
geram ; o
Mesin bubut a = Kedalaman potong : mm
= (do – dm) /2
f = Gerak makan ; mm / r
n = Putaran
poros utama (benda kerja) ; r / minp
C = Konstanta
kecapatan memotong unsur suatu umur pahat suatu pahat.
Elemen
dasar dapat dihitung dengan rumus-rumus berikut :
1.
Kedalaman potong (a) mm
a = do–dm/2
; mm
2 Kecepatan potong (v) m / min :
v = p.d.n/1000 ; mm/min
Dimana, d = (do+dm)/2 ; mm
3.
Kecepatan makan :
vf = f.n
; mm/min
4. Waktu pemotongan :
tc = lt/vf
; min
5.
Kecepatan penghasilan geram :
Z = A.
v
Dimana, penampang geram sebelum terpotong :
A = f.a
; mm2
Maka Z = f.a.v
; cm3/min
6. Putaran poros utama
:
n =
V. 1000/p.D m/min
Tabel 2.1 Feeding mesin bubut
K1E
|
0,017
|
I2E
|
0,069
|
K2C
|
0,171
|
G1A
|
0,439
|
H1E
|
0,021
|
G2E
|
0,069
|
I1B
|
0,192
|
I2B
|
0,480
|
I1E
|
0,024
|
H1C
|
0,082
|
H2C
|
0,206
|
G2B
|
0,548
|
G1E
|
0,027
|
K2D
|
0,086
|
G1B
|
0,219
|
K2A
|
0,685
|
K1D
|
0,034
|
I1C
|
0,096
|
I2C
|
0,240
|
H2A
|
0,822
|
H1D
|
0,041
|
H2D
|
0,103
|
K1A
|
0,270
|
I2A
|
0,959
|
K2E
|
0,043
|
G1C
|
0,110
|
H1A
|
0,329
|
G2A
|
1,096
|
I1D
|
0,048
|
I2D
|
0,120
|
K2B
|
0,343
|
||
H2E
|
0,051
|
G2D
|
0,137
|
I1A
|
0,384
|
||
G1D
|
0,055
|
H2B
|
0,164
|
H2B
|
0,411
|
Tabel 2.2 Kecepatan putaran spindle mesin
970
|
1420
|
443
|
635
|
204
|
298
|
93
|
134
|
0,05
|
0,10
|
0,18
|
0,24
|
Tabel 2.3 Kecepatan potong untuk proses pemesinan dengan
gerakan pemakanan
Bahan
|
Pahat
|
Mesin bubut
|
Gurdi
|
Freis
|
Ketam
|
||
Kasar
|
Halus
|
||||||
Besi tuang
|
HSS
|
V
|
15-30
|
30-50
|
15-25
|
20-40
|
20-Oct
|
f
|
0,3-0,5
|
0,15-0,3
|
0,1-0,6
|
25-250
|
0,3-6
|
||
Karbida
|
V
|
40-80
|
80-120
|
0,1-0,6
|
-
|
-
|
|
f
|
0,3-3
|
0,15-0,3
|
-
|
-
|
-
|
||
Baja tuang
|
HSS
|
V
|
30-Oct
|
30-50
|
20-30
|
15-30
|
15-Oct
|
f
|
0,3-5
|
0,15-0,3
|
0,05-0,1
|
25-250
|
0,3-6
|
||
Karbida
|
V
|
30-80
|
80-120
|
0,1-0,6
|
-
|
-
|
|
f
|
0,3-3
|
0,15-0,3
|
-
|
-
|
-
|
||
ST 37
|
HSS
|
V
|
25-60
|
60-100
|
25-35
|
20-50
|
15-30
|
f
|
0,3-5
|
0,15-0,3
|
0,1-0,5
|
30-300
|
0,3-6
|
||
Karbida
|
V
|
70-90
|
110-180
|
-
|
-
|
-
|
|
f
|
0,3-3
|
0,13-0,3
|
-
|
-
|
-
|
||
ST 50
|
HSS
|
V
|
20-40
|
40-70
|
25-35
|
15-30
|
20-Oct
|
f
|
0,3-5
|
0,15-0,3
|
0,1-0,5
|
30-300
|
0,3-6
|
||
Karbida
|
V
|
30-80
|
100-160
|
-
|
-
|
-
|
|
f
|
0,3-3
|
0,15-0,3
|
-
|
-
|
-
|
||
ST 70
|
HSS
|
V
|
30-Oct
|
30-50
|
20-35
|
20-Oct
|
15-Oct
|
f
|
0,5-5
|
0,15-0,3
|
0,1-0,4
|
30-300
|
0,3-6
|
||
Karbida
|
V
|
30-50
|
80-120
|
-
|
-
|
-
|
|
f
|
0,3-3
|
0,15-0,3
|
-
|
-
|
-
|
||
Perunggu
|
HSS
|
V
|
30-90
|
120-160
|
50-70
|
20-60
|
15-16
|
f
|
0,3-5
|
0,15-0,3
|
0,15-0,6
|
30-300
|
0,2-5
|
||
Karbida
|
V
|
70-220
|
220-240
|
-
|
-
|
-
|
|
f
|
0,3-3
|
0,15-0,3
|
-
|
-
|
-
|
2.9
Pekerjaan-Pekerjaan Membubut
Jenis-jenis
pekerjaan membubut yaitu sebagai berikut:
1.
Membubut Lurus
Pada
proses memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda kerja sedang
untuk pembubutan yang datar pahat ini pada benda kerja. Dalam pembubutan yang
otomatis pahat dapat digeserkan maju dan mundur kearah melintang . Cara
pembubutan lurus ini adalah cara kerja yang paling sederhana didalam pekerjaan
membubut .
Gambar 2.30
Membubut lurus
2.
Membubut Tirus
Untuk
membubut tirus dapat dikerjakan dengan tiga cara taitu:
a. Dengan menggeser posisi kepala
lepas kearah melintang
b. Dengan menggeser sekian
derajat eretan atas (penjepit pahat)
c. Dengan memasang perkakas
pembentuk.
Gambar 2.31 Membubut Tirus
3. Membubut Eksenteris
Bila
garis hati dari dua atau lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka
benda kerja ini disebut eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut
eksentrisitas.
Gambar 2.32
Membubut Eksenteris
4.
Membubut Alur
Membuat alur digunakan pahat bubut
pengalur.
Gambar 2.33 Membubut alur
5. Memotong Benda Kerja
Memotong
benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan pahat alur dan pahat
penyayat yang sangat ramping, sebuah benda kerja yang dijepit diantar
senter-senter tidak boleh putus Karena dapat melentur dan menghimpit pahat
Gambar 2.34 Memotong benda kerja
6. Membuat Lubang
Pengerjaan
membuat lubang pada mesin bubut dengan cara
benda kerja yang berputar dan driil
senter yang berputar.
Gambar 2.35 Pembuatan
lubang
7.
Membubut dalam
Untuk membesarkan lubang yang sudah ada
kita dapat gunakan pahat dalam, caranya tidak jauh beda dengan membubut lurus.
Pahatnya juga mempunyai bentuk tersendiri
Gambar 2.36 Membubut dalam
Keterangan:
1. Pahat bubut dalam serong
2. Pahat bubut dalam rata
3. Pahat kait
4. Pahat kait
5. Pahat ulir dalam
8.
Membubut Profil
Pada umumnya membuat dengan menggunakan
pahat profil tidak terdapat kesukaran, untuk membubut pembulatan pahatnya
diasah menurut bentuk profilnya, pahat profil terutama cocok membuat profil
pada produk-produk yang pendek, pada umumnya pahat bubut itu tidak begitu tebal
sehingga umur pemekaiannya pendek.
Gambar 2.37
Membubut profil
2.10 Pendinginan (coolant)
Sistem pendingin (Air Coolant) pada mesin bubut adalah system yang digunakan untuk
mendinginkan benda kerja pada saat melakukan penyayatan benda kerja agar benda
kerja tidak terjadi keausan.Pada setiap pekerjaan pemesinan akan menggunakan
bahan pendingin (coolant) yang
digunakan pada saat pengerjaan benda kerja. Adapun fungsi dari cairan pendingin
ini adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi gesekan antara pahat (tool) dan benda kerja.
2.
Menaikkan umur pahat.
3. Mengurangi suhu pahat dan benda kerja.
4. Memperbaiki penyelesaian permukaan benda
kerja.
5. Membersihkan pahat dan benda kerja dari
serpihan.
6. Mengurangi kemungkinan korosi pada pahat,
benda kerja dan mesin bubut.
2.11 Toleransi
Toleransi
adalah ukuran atau takaran yang diizinkan pada suatu pembuatan benda kerja ,
benda kerja yang dibuat tidak harus pas dengan yang ditentukan tetapi boleh
±dari ukuran yang ditentukan , toleransi terbagi dua yaitu tanda ( + ) dan
toleransi bawah dengan tanda ( - ).
Toleransi adalah nilai
penyimpangan ( perbedaan penyimpangan )
yang diizinkan dan sesuai fungsional , dalam pengerjaan suatu benda kerja dan
toleransi yang diizinkan dalam pembuatan benda kerja yaitu ± 0,1 mm. Pada
umumnya toleransi terbagi tiga (3) yaitu :
1.
Toleransi linier
2.
Toleransi sudut
3.
Toleransi
geometri
Pada pekerjaan dengan
menggunakan mesin TNC milling
digunakan toleransi geometri dan toleransi sudut.
Sekelompok
toleransi yang dianggap mempunyai ketelitian yang setaraf untuk semua ukuran dasar,
telah ditentukan 18 kwalitas yang disebut toleransi standar yaitu:
IT 01. IT 0, IT sampai dengan IT 16
IT 01 sampai dengan IT 4 diperuntukkan
pekerjaan yang sangat teliti seperti alat ukur, instrument-instrument
optic.Tingkat IT 5 sampai dengan IT 11 dipakai dalam bidang pemesinan umum
untuk bagian-bagian mampu tukar , yang dapat digolongan pula dalam pekerjaan
yang sangat teliti dan pekerjaan yang biasa. Tingkat IT 12 sampai dengan IT 16 dipakai untuk pekerjaan kasar.
Tabel 2.4 Nilai toleransi Standart untuk kwalitas
IT 5 sampai dengan IT 16.
IT
5
|
IT
6
|
IT
7
|
IT
8
|
IT
9
|
IT
10
|
IT
11
|
IT
12
|
IT
13
|
IT
14
|
1T
15
|
|
Nilai
|
7i
|
10i
|
16i
|
25i
|
40i
|
64i
|
100i
|
160i
|
250i
|
400i
|
640i
|
Tabel 2.5
Nilai Toleransi Standar untuk kwalitas IT 0,1 sampai dengan IT 1
IT 0,1
|
IT 0
|
IT 1
|
|
Nilai dalam micron
Untuk D dalam mm
|
0,3 + 0,008 D
|
0,5 + 0,012 D
|
0,8 + 0.020 D
|
Tabel 2.6 Lambang untuk sifat yang diberi toleransi
Elemen
dan toleransi
|
Sifat
yang diberi toleransi
|
Lambang
|
|
Elemen tunggal
|
Toleransi bentuk
|
Kelurusan
|
|
Kedataran
|
|||
Kebulatan
|
|||
Kesilindrisan
|
|||
Elemen tunggal atau yang berhubungan
|
Profil garis
|
||
Profil permukaan
|
|||
Elemen yang berhubungan
|
Toleransi orientasi
|
Kesejajaran
|
|
Ketegak lurusan
|
|||
Ketirusan
|
|||
Toleransi lokasi
|
Posisi
|
||
Konsentrisitas dan koaksialitas
|
|||
Kesimetrisan
|
|||
Toleransi putar
|
Putar tunggal
|
||
Putar total
|
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam proses pembuatan
benda kerja pada Mesin Bubut adalah adalah:
1. Jangka sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur
panjang , lebar dan tinggi dari benda kerja.
Gambar 3.1
Jangka
Sorong
2.
Kunci
tool
holder
Kunci
tool holder digunakan utuk menguatkan dan melonggarkan tool post
Gambar 3.2 Kunci tool holder
3.
Kunci
kombinasi 8 mm
Kunci
ini digunakan untuk mengencangkan pahat dan melonggarkan pahat.
Gambar 3.3
Kunci kombinasi 8 mm
4.
Tool holder
Tool holder
berfungsi sebagai tempat kedudukan pahat.
Gambar 3.4 Tool holder
5.
Kunci
Toll Post
Kunci tool
post digunakan untuk mengunci dan melonggarkan tool post dari kedudukannya.
Gambar 3.5
Kunci Toll Post
6.
kunci chuck
Kunci
chuck dugunakan untuk mengunci chuck.
Gambar 3.6
Kunci chuck
7.
Kunci L
Kunci
L digunakan untuk menyeting atau mengatur Tool pada Tool Post terhadap ujung
center.
Gambar 3.7
Kunci L
8. Pahat
Pahat bubut digunakan untuk
memotong menyayat benda kerja.
Gambar 3.8 Pahat
9. Kuas
Kuas digunakan untuk
membersihkan mesin dari geram-geram dari sayatan benda kerja.
.
Gambar 3.9 Kuas
10. Senter
Alat
ini digunakan untuk memegang titik sumbu dari kedua ujung benda kerja dibor
runcing sedikit untuk menempatkan ujung senter tersebut.
Gambar 3.10 Senter putar
11. Chuck
Drill
Alat ini digunakan sebagai tempat atau
kedudukan pahat drill.
Gambar 3.11 Chuck Drill
12. Kunci Chuck Drlil
Kunci
chuck chuck drill dugunakan untuk
mengunci chuck drill.
Gambar 3.12
Chuck Driil
1.
13. Cekam rahang 3
Cekam ini berfungsi untuk mnjepit benda kerja yang akan dilakukan
pembubutan.
Gambar 3.13
Cekam rahang 3
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam
pembuatan benda kerja pada mesin bubut adalah adalah:
1. Benda kerja I
Bahan yang digunakan adalah aluminium
berbentuk silindris dengan sfesipikasi :
·
Diameter : 63.8 mm
·
Tebal : 21.5 mm
21.5 mm
63.8 mm
Gambar 3.14 Bahan Benda Kerja I
2.. Benda kerja II
Bahan yang digunakan adalah baja st 37
berbentuk silindris dengan sfesipikasi
:
·
Diameter : 50.8 mm
·
Tebal : 25.6 mm
25.6 mm
50.8 mm
Gambar 3.15 Bahan Benda Kerja II
3. Benda
kerja III
Bahan
yang digunakan adalah besi ST 37 dengan ukuran :
·
Panjang :100.4 mm
·
Diameter : 25,5 mm
100.4 mm 25.5 mm
Gambar 3.16 Bahan Benda Kerja III
4. Benda
kerja IV
Bahan yang digunakan adalah besi ST
37 dengan ukuran
·
Panjang :120 mm
·
Diameter : 16 mm
120
mm 16 mm
Gambar 3.17 Bahan Benda Kerja IV
BAB IV
PROSEDUR KERJA
Prosedur Umum
1.
Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2.
Gambar benda kerja dipelajari dan dipahami
3.
Benda kerja diukur dengan menggunakan jangka sorong
4.
Mata pahat diasah dengan menggunakan gerinda
5.
Benda kerja dijepit pada chuck
6.
Mesin diatur kecepatannya dengan melihat tabel
7.
Mesin diaktifkan
8.
Benda kerja di
drill
9.
Benda kerja difinishing
10. Mesin dinonaktifkan
11. Mesin
dibersihkan
12. Alat dibersihkan dan disimpan
13. Ruangan
dibersihkan
4.2
Prosedur Benda Kerja I Roda Gigi Lurus
1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2. Gambar benda kerja dipelajari dan dipahami
3. Benda kerja diukur menggunakan jangka sorong
4.
Pahat diasah menggunakan gerinda
5. Benda kerja dijepit pada chuck dan dikunci dengan menggunakan kunci chuck
6. Pahat dipasang pada rumah pahat dan dikunci dengan
menggunakan kunci kombinasi 8.
7. Rumah pahat dipasang pada tool post dan dikunci dengan menggunakan kunci tool holder
8. Mata pahat dicenterkan
dengan center putar pada kepala lepas
9. Mesin diaktifkan
dengan cara memutar switch pada
posisi on
10. Tombol bewarna
putih ditekan
11. Tool post dimiringkan untuk melakukan pembubutan
12. Putaran chuck
diaktifkan dengan cara menakan putaran chuck
berlawanan arah jarum jam
13. Air coolant diaktifkan
14. benda kerja dibubut denga kedalaman potong 3,5 mm
dengan cara eretan bawah diputar pada posisi 3,5 dan tuas otomatis di tekan
15. Setelah selesai tuas otomatis di nonaktifkan kemudian putaran spindle dinonaktifkan
16. Benda kerja di finising
dengan putaran spindle 400 rpm agar
benda kerja halus
17. Putaran spindle
dinonaktifkan dan benda kerja dilepas
dari chuck dengan menggunakan kunci chuck
18. Benda kerja dibalik dan dipasang kembali pada chuck kemudian dikunci dengan
menggunakan kunci chuck
19. Pekerjaan no 14 – 17 diulangi untuk melakukan
pekerjaan pada permukaan benda kerja
20. Benda kerja di champer
pada dua sisi benda kerja dengan ukuran 1,5 mm
21. Setelah
selesai putaran chuck dinonaktifkan
22. Pahat drill
dengan dimeter 15 dipasang pada kepala lepas dan dicenterkan dengan benda kerja
23. Benda kerja di drill
hingga benda kerja tembus
24. Setelah
selesai putaran spindle dinonaktifkan
25. Pahat drill
dengan dimeter 20 dipasang pada kepala lepas dan dicenterkan dengan benda kerja
26. Benda kerja di drill
hingga benda kerja tembus
27. Setelah
selesai putaran spindle dinonaktifkan
28. Alat bantu dipasang pada tool post kemudian hasil benda
kerja yang telah di drill diperbesar
diameternya hingga diameternya berukuran 21,71 mm
29. Putaran chuck
dinonaktifkan dan benda kerja
diperiksa
30. Alat bantu dibuka dari rumah pahat dan pahat bubut
dipasang kembali kemudian dikunci dengan menggunakan kunci kombinasi 8
31. Sisi benda kerja bagian dalam di champer dengan ukuran champer 1 mm
32. Setelah selesai putaran chuck dinonaktifkan dan
benda kerja dilepas dari chuck
33. Benda kerja dipasang kembali pada chuck dengan posisi dibalik kemudian
dikunci dengan menggunakan kunci chuck
34. Putaran chuck
berlawanan arah jarum jam diaktifkan
kembali
35. Benda kerja dibuat champer seperti prosedur no 24
36. Putaran chuck
dinonaktifkan dengan mengembalikan
tuas ke posisi netral
37. air coolant dinonaktifkan
38. Rumah pahat dibuka dari tool post dengan menggunakan kunci tool post
39. Benda kerja di buka dari chuck dengan menggunakan kunci chuck
40. Mesin dinonaktifkan
dengan cara memutar switch berlawanan
arah jarum jam
41. Alat dan bahan dibersihkan dan disimpan
42. Ruangan
tempat kerja dibersihkan dan disapu
4.3 Prosedur
Benda Kerja Roda Pintu
1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2. Gambar benda kerja dipelajari dan dipahami
3. Benda kerja diukur menggunakan jangka sorong
4.
Pahat diasah menggunakan gerinda
5.
Benda kerja
dijepit pada chuck dan dikunci dengan
menggunakan kunci chuck
6. Pahat dipasang pada rumah pahat dan dikunci dengan
menggunakan kunci pas-ring 8.
7.
Rumah pahat
dipasang pada tool post dan dikunci
dengan menggunakan kunci tool post
8. Mata pahat dicenterkan
dengan center putar pada kepala lepas
9. Mesin diaktifkan
dengan cara memutar switch pada
posisi on
10. Tombol
bewarna putih ditekan
11. Tool post dimiringkan untuk melakukan pembubutan
12. Putaran chuck
diaktifkan dengan cara menakan putaran chuck
berlawanan arah jarum jam
13. Air coolant diaktifkan
14. benda kerja dibubut denga kedalaman potong 0.4 mm
dengan cara eretan bawah diputar pada posisi 0.4 dan tuas otomatis di tekan
15. Setelah selesai tuas otomatis di nonaktifkan kemudian putaran spindle dinon-aktifkan
16. Benda kerja di finising
dengan putaran spindle 400 rpm agar
benda kerja halus
17. Putaran spindle
dinonaktifkan dan benda kerja dilepas
dari chuck dengan menggunakan kunci chuck
18. Benda kerja dibalik dan dipasang kembali pada chuck kemudian dikunci dengan
menggunakan kunci chuck
19. Benda kerja di champer
pada dua sisi benda kerja dengan ukuran 1,5 mm
20. Setelah
selesai putaran chuck dinon-aktifkan
21. Pahat drill
dengan dimeter 15 dipasang pada kepala lepas dan dicenterkan dengan benda kerja
22. Benda kerja di drill
hingga benda kerja tembus
23. Setelah
selesai putaran spindle dinon-aktifkan
24. Pahat drill
dengan dimeter 20 dipasang pada kepala lepas dan dicenterkan dengan benda kerja
25. Benda kerja di drill
hingga kedalaman 12mm
26. Setelah
selesai putaran spindle dinon-aktifkan
27. Alat bantu dipasang pada tool post kemudian hasil
benda kerja yang telah di drill
diperbesar diameter yang 20mm hingga
diameternya berukuran 24mm
28. Putaran chuck
dinonaktifkan dan benda kerja
diperiksa
29. benda kerja
dilepas pada chuck
30. benda kerja di pasang pada mandrel
31. mandrel
dipasang pada chuck
32. spindel
diaktifkan
33. pahat di setting datumnya
34. benda kerja di chemper 1mm semua sisinya
35. spindel dinon-aktifkan
36. pahat diganti pahat sudut 900
37. spindel diaktifkan
38. pahat di setting datumnya
39. benda kerja dibubut dengan kedalaman 6mm
40. setelah selesai spindel dinon-aktifkan
41. coolant dinon-aktifkan
42. mesin dinon-aktifkan
4.4 Prosedur Benda
Kerja III Baut Pengunci Handle
1.
Alat dan bahan yang digunakan disiapkan
2.
Gambar benda kerja dipelajari dan
dipahami
3.
Benda kerja diukur menggunakan jangka
sorong
4. Pahat diasah dengan menggunakan
gerinda
5. Benda
kerja dijepit pada chuck dan dikunci
dengan menggunakan kunci chuck
6.
Pahat dipasang pada rumah pahat dan
dikunci dengan menggunakan kunci kombinasi 8
7.
Rumah pahat dipasang pada tool post dan dikunci dengan menggunakan
kunci tool post
8.
Center
putar dipasang pada kepala lepas
9.
Mata pahat dicenterkan dengan ujung center
kepala lepas
10. Pahat didekatkan pada benda kerja
11. Mesin diaktifkan dengan cara memutar switch searah jarum jam
12. Putaran chuck diaktifkan dengan cara memutar tuas spindle berlawanan arah jarum jam
13. Benda
kerja dibubut muka hingga permukaan benda kerja rata
14. Benda
kerja dibubut rata dengan kedalaman potong 3 mm untuk pembubutan kasar
15. Air coolant
diaktifkan
16. Setelah
selesai putaran chuck dinonaktifkan dan benda kerja diperiksa
17. Benda
kerja rata sepanjang 109 mm dan kedalaman potong 4,5 mm
18. Setelah
selesa benda kerja diperiksa jika telah sesuai dengan ukuran yang dinginkan
maka pekerjaan dilanjutkan
19. Benda
kerja dibubut sepanjang 15 mm dan kedalaman 1 mm
20. Putaran chuck dinonaktifkan dan pahat dimiringkan 45°
21. Benda
kerja dichamper dengan ukuran 0,5 mm
22. Setelah
selesai tuas otomatis untuk membuat
ulir diaktifkan
23. Benda
kerja dbuat ulir pada diameter 6 mm dan panjang 15 mm
24. Putaran
chuck dinonaktifkan dengan cara mengembalikan tuas spindle pada posisi netral
25. Air coolant dinonaktifkan
26. Mesin dinonaktifkan dengan cara memutar switch berlawanan arah jarum jam
27. Benda
kerja dilepas dari chuck dengan
menggunakan kunci chuck
28. Rumah
pahat dibuka dari tool post dengan
menggunakan kunci tool post
29. Center putar dibuka
dari kepala lepas
30. Mesin bubut dibersihkan
31. Alat dan
bahan dibersihkan dan disimpan
32. Ruangan
tempat kerja dibersihkan dan disapu
4.5 Prosedur Benda Kerja IV Handle
1.
Alat dan bahan
yang digunakan disiapkan
2. Gambar
benda kerja dipelajari dan dipahami
3. Benda kerja diukur menggunakan jangka sorong
4.
Pahat diasah menggunakan gerinda
5.
Benda kerja
dijepit pada chuck dan dikunci dengan
menggunakan kunci chuck
6. Pahat dipasang pada rumah pahat dan dikunci dengan
menggunakan kunci kombinasi 8.
7.
Rumah pahat
dipasang pada tool post dan dikunci
dengan menggunakan kunci tool post
8. Mata pahat dicenterkan
dengan center putar pada kepala lepas
9. Mesin diaktifkan
dengan cara memutar switch pada
posisi on
10. Tombol
bewarna putih ditekan
11. Tool post dimiringkan untuk melakukan pembubutan
12. Putaran chuck
diaktifkan dengan cara menakan putaran chuck
berlawanan arah jarum jam
13. Air coolant diaktifkan
14. Benda kerja dibubut muka dengan pemakanan sedalam 2
mm hingga permukaan benda kerja rata.
15. Benda kerja diperiksa jika belum rata maka pekerjaan
diulang
16. Benda kerja dibuka dari chuck dan dijepit kembali dengan posisi permukaannya dibalik
kemudian dibubut muka sedalam 2 mm hingga ukuran benda kerja menjadi 100 mm
17. Chuck drill dipasang pada kepala lepas dan mata drill dengan diameter 8 dipasangkan pada
chuck drill dan dikunci dengan
menggunakan kunci chuck drill
18. Benda kerja di drill
sedalam 100 mm
19. Benda kerja diperiksa jika telah sesuai dengan
ukuran yang diinginkan maka pekerjaan dilanjutkan
20. Benda kerja dibubut rata dengan dalam pemakanan 11
mm dan panjang pemakanan 10 mm
21. Putaran chuck
dinonaktifkan dan benda kerja
diperiksa
22. Alat Bantu dipasang pada rumah pahat dan dikunci dengan
menggunakan kunci kombinasi 8
23. Benda kerja di bubut dalam dengan kedalaman 6 mm dan
lebar pemakanan 15 mm
24. Benda kerja diperiksa jika telah sesuai dengan
ukuran yang diinginkan maka pekerjaan dilanjutkan
25. Putaran chuck
dinon-aktifkan dengan menekan tuas
pada posisi netral
26. Alat bantu dibuka dari rumah pahat dan pahat
dipasang pada rumah pahat dan dikunci dengan menggunakan kunci pas-ring 8
27. Baut pada eretan atas dikendorkan kemudian eretan
atas dimiringkan pada posisi 6° dan baut eretas atas dikunci kembali
28. Pahat
didekatkan dengan benda kerja dengan cara memutar eretan lintang dan
eretan bawah
29. Benda
kerja dibuat tirus pada dimeter 10 mm dengan sudut 8°
30. Putaran chuck dinonaktifkan dengan menarik tuas pada posisi netral
31. Air coolant dinon-aktifkan
32. Pahat
dibuka dari rumah pahat dengan menggunakan kuci pas-ring 8
33. Rumah
pahat dibuka dari tool post denga
menggunakan kunci tool post
34. Benda
kerja dibuka dari chuck dengan
menggunakan kunci chuck
35. Mesin dinon aktifkan
dengan cara memutar switch berlawanan
arah jarum jam
36. Mesin bubut dibersihkan
37. Alat dan
bahan dibersihkan dan disimpan
38. Ruangan
tempat kerja dibersihkan dan disapu
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Perhitungan
1. Benda kerja I bagian permukaan
diketahui :
Diameter awal (do) :
63.4 mm
Diameter akhir(dm) : 52.4 mm
Panjang (lt) : 21.5 mm
f ( gerak makan ) : kasar 1 mm dari tabel 2.3
a.
langkah Roughing
Maka yang ditanya adalah:
1.
Kedalaman potong (a)
2.
Putaran Spindel
(n)
3.
Kecepatan makan (vf)
4.
Waktu pemotongan (tc)
5.
Kecepatan penghasilan geram (Z)
Jawab
1.
Kedalaman potong
mm
2.
Putaran spindle
(n)
Sebelumnya dicari terlebih dahulu diameter
rata-rata
mm
, maka
=
= 219,07 Rpm
3.
Kecepatan makan
Vf
= f . n
Vf
= 1 . 219,07
= 219,07mm/min
4.
Waktu pemotongan
Lt
= langkah pengawalan + benda kerja + langkah pengakhiran
=
2 + 63,8 + 2
=
67,8 mm
Tc = = 0,309 min
5.
Kecepatan penghasilan geram
Z= f.a.v
Z = 0,069 . 5.65 . 40 = 15,59 cm3/min.
a. langkah finishing
Maka yang ditanya adalah:
6.
Kedalaman potong (a)
7.
Putaran Spindel
(n)
8.
Kecepatan makan (vf)
9.
Waktu pemotongan (tc)
10. Kecepatan
penghasilan geram (Z)
Jawab
6.
Kedalaman potong
mm
7.
Putaran spindle
(n)
Sebelumnya dicari terlebih dahulu diameter
rata-rata
mm
, maka
=
= 219,07 Rpm
8.
Kecepatan makan
Vf
= f . n
Vf
= 0,069 . 219,07
= 15,11 mm/min
9.
Waktu pemotongan
Lt = langkah pengawalan + benda kerja +
langkah pengakhiran
=
2 + 63,8 + 2
=
67,8 mm
Tc = = 0,309 min
10. Kecepatan
penghasilan geram
Z= f.a.v
Z = 0,069 . 5.65 . 40 = 15,59 cm3/min.
5.2
Analisa
Pada
saat penulis melaksanakan praktikum mesin bubut banyak terdapat kesulitan dan
kesalahan yang penulis alami diantaranya :
1. Benda kerja yang dibubut sering tidak
rata.
2. Pada saat benda kerja berputar pada
pencekam benda kerja mengalami putaran yang tidak senter
3. Pada saat pembuatan tirus hasil permukaan benda kerja yang dihasilkan kasar dan tidak
rata
4. Ujung benda kerja dengan ujung benda kerja
yang lain sering mengalami perbedaan diameter pada saat melakukan pembubutan
dengan menggunakan eretan atas
Untuk
mengatasi permasalahan di atas dapat diatasi dengan cara :
1. Pada ujung pahat ternyata masih runcing,
dan penulis membuat radius pada ujung pahat tersebut
2. Ketiga pengunci cekam harus dikunci kuat
dengan menggunakan kunci chuck.
3. Untuk pembuatan tirus mata pahat yang digunakan harus berbentuk radius sesuai
dengan ukuran radius mata pahat.dan sudut eretan atas adalah 6 derajat.
4. Untuk menjalankan eretan atas, sudutnya
haruslah dalam keadaan nol derajat.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum Teknik mesin bubut ini mahasiswa dapat menyimpulkan
beberapa hal yaitu :
1. Ketajaman dan sudut mata pahat yang benar
sangat berpengaruh pada hasil permukaan benda kerja karena akan mengahasilkan
permukaan yang kasar.
2. P:ada saat melakukan pengasahan mata pahat
sebaiknya dilakukan secara perlahan–lahan, agar sudut pahat yang dihasilkan
sesuai dengan yang telah ditentukan dan agar benda kerja yang dihasilkan
permukaannya rata.
3. Dalam melakukan proses di mesi bubut
hendaklah dalam setiap pembubutan collant diaktifkan agar permukaan benda kerja yang
dihasilkan licin dan mengkilap dan berpengaruh juga terhadap mata pahat bubut
4. Saat pembuatan lubang dan pembesaran
lubang yang dilakukan oleh mesin bubut terlebih dahulu benda kerja dijepit
dngan kuat dan sebelum proses dilakukan benda kerja disenter dahulu dengan
senter yang terletak di kepala lepas agar lubang yang dihasilkan lebih bagus
dan lubang yang dihasilkan pada permukaan benda kerja senter atau ditengah .
6.2 Saran
Adapun yang
dapat penulis berikan dalam Praktikum Mesin Bubut ini adalah :
1. Sebelum mahasiswa menggunakan mesin bubut
diharapkan mahasiswa memahami terlebih dahulu tentang teori dasar dan tata cara
menggunakan mesin bubut yang benar.
2. Setelah chuck dikunci, diharapkan hat-hati jangan pernah meninggalkan kunci
chuck pada pencekam.
3. Jangan mengukur benda kerja yang sedang
berputar.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
FOTONYA GAK BISA DI COPY BANG/KAK
BalasHapusGIMANA NIH?